Bitcoin, aset kripto pertama dan paling terkenal, telah dipenuhi banyak kesalahpahaman sejak awal. Meskipun penerimaan dan integrasinya ke dalam sistem keuangan di seluruh dunia semakin meningkat, masih ada beberapa mitos yang menimbulkan keraguan terhadap kegunaan dan potensinya. Di artikel ini, kita akan membahas dan menghilangkan prasangka kesalahpahaman paling umum tentang Bitcoin, serta menyoroti manfaat dan penerapannya di dunia nyata.
Kesalahpahaman 1: Bitcoin Hanya Digunakan untuk Aktivitas Ilegal
Salah satu kesalahpahaman paling awal dan paling sering terjadi adalah bahwa Bitcoin hanya digunakan untuk transaksi ilegal, seperti pencucian uang atau pembelian barang terlarang. Meskipun benar bahwa Bitcoin, seperti mata uang apa pun, dapat digunakan untuk tujuan yang melanggar hukum, sebagian besar transaksi Bitcoin ditujukan untuk penggunaan yang sah. Bitcoin menawarkan tingkat transparansi yang tidak tertandingi oleh sistem keuangan tradisional; semua transaksi dicatat dalam buku besar, sehingga lebih mudah bagi penegak hukum untuk melacak aktivitas ilegal dibandingkan dengan uang tunai.
Kesalahpahaman 2: Bitcoin Tidak Memiliki Nilai Intrinsik
Kritikus sering berpendapat bahwa Bitcoin tidak memiliki nilai intrinsik, dan menyamakannya dengan “gelembung” yang dapat meledak kapan saja. Namun, pandangan ini mengabaikan teknologi yang melandasi Bitcoin dan nilai yang diberikannya. Teknologi blockchain Bitcoin menawarkan cara yang aman dan terdesentralisasi untuk mentransfer nilai tanpa memerlukan perantara. Selain itu, pasokan Bitcoin yang terbatas (dibatasi hingga 21 juta koin) dan meningkatnya permintaan memberikan nilai yang sama dengan emas dan sumber daya langka lainnya.
Kesalahpahaman 3: Bitcoin Tidak Aman
Kesalahpahaman umum lainnya adalah bahwa Bitcoin tidak aman dan sering diretas. Faktanya, jaringan Bitcoin sendiri telah terbukti sangat aman. Kebanyakan pelanggaran keamanan melibatkan layanan pihak ketiga, seperti bursa atau dompet, bukan protokol Bitcoin itu sendiri. Dengan mengambil langkah-langkah keamanan yang tepat, seperti menggunakan dompet perangkat keras dan mempraktikkan metode penyimpanan yang aman, pengguna dapat mengurangi risiko kerugian secara signifikan.
Kesalahpahaman 4: Bitcoin Buruk bagi Lingkungan
Penambangan Bitcoin ternyata baik bagi lingkungan karena mendorong pengembangan sumber energi terbarukan. Para ahli seperti Daniel Batten dan Alex Gladstein menunjukkan bahwa penambangan Bitcoin membutuhkan banyak listrik, dan karena para penambang selalu mencari energi yang lebih murah untuk meningkatkan keuntungan mereka, mereka tertarik pada energi terbarukan, yang menjadi pilihan paling murah secara global. Permintaan ini membantu mendanai dan memperluas proyek energi terbarukan, mulai dari pembangkit listrik tenaga surya hingga pembangkit listrik tenaga air, menjadikan Bitcoin sebagai mitra yang tak terduga dalam mendorong sumber energi yang lebih bersih dan berkelanjutan.
Kesalahpahaman 5: Bitcoin Terlalu Fluktuatif untuk Bisa Dipakai
Volatilitas harga Bitcoin sering disebut-sebut sebagai alasan mengapa Bitcoin tidak dapat berfungsi sebagai mata uang atau penyimpan nilai. Meskipun Bitcoin mengalami fluktuasi harga yang signifikan, volatilitasnya telah menurun seiring berjalannya waktu seiring dengan semakin matangnya pasar. Selain itu, sifat global Bitcoin dan kebal terhadap kebijakan inflasi menjadikannya pilihan yang menarik untuk menjaga kekayaan, terutama di negara-negara yang mengalami ketidakstabilan ekonomi.
Kesalahpahaman 6: Bitcoin Haram
Bitcoin, yang sering diteliti dalam bidang keuangan Islam untuk menentukan apakah halal atau haram, dipandang oleh ulama seperti Mu’aawiya Tucker sejalan dengan prinsip-prinsip Islam, sehingga dianggap halal. Sifatnya yang terdesentralisasi mencegah kontrol otoritas pusat, mendorong keadilan dan kesetaraan, sementara nilai yang didukung aset melalui kerja komputasi melawan kekhawatiran spekulasi, mengikuti preferensi hukum Syariah untuk mata uang yang didukung aset nyata. Selain itu, transparansi Bitcoin dan tidak adanya bunga bank dalam transaksinya selaras dengan larangan Riba (riba) dalam keuangan Islam dan penekanan pada praktik keuangan yang etis. Analisis Tucker mendukung kompatibilitas Bitcoin dengan keuangan Islam, dan menjadikannya sebagai jalur investasi yang diperbolehkan bagi umat Islam yang ingin mematuhi etika keuangan agama mereka. Baca “Apa yang Membuat Bitcoin Halal” di sini.
Kesimpulan
Bitcoin memiliki lebih banyak nilai daripada kesalahpahaman yang sering muncul Potensinya untuk merevolusi sistem keuangan, memberikan inklusi keuangan kepada masyarakat yang tidak memiliki rekening bank, dan menawarkan cara yang aman dan transparan untuk mentransfer nilai tidak dapat disangkal. Seiring dengan semakin banyaknya orang yang mempelajari dan memahami Bitcoin, penerimaan dan integrasinya ke dalam perekonomian global akan terus tumbuh, menghilangkan mitos-mitos tersebut untuk selamanya.